KTNA SULAWESI BARAT

Ini adalah website resmi dari KTNA Provinsi Sulawesi Barat

Masyarakat Nosu Menyuarakan Harapannya Agar Pemerintah Prioritaskan Akses Jalan: 27 KM Ditempuh 7 Jam Akibat Jalan Rusak

Masyarakat Nosu menyuarakan harapannya

Kondisi jalan Nosu-Tabone, Kab. Mamasa

Mamasa, ktnasulbar.com — Masyarakat Nosu kembali menyuarakan harapannya kepada pemerintah Kabupaten Mamasa.

Mereka menyerukan agar perbaikan infrastruktur jalan segera menjadi prioritas utama. Hal ini bukan tanpa alasan.

Meskipun jarak antara Nosu dan Tabone hanya sekitar 27 kilometer, namun masyarakat harus menempuh perjalanan tersebut hingga 7 jam karena kondisi jalan yang sempit, licin, dan berlumpur, terutama saat musim hujan.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mamasa, Yulius, menyampaikan bahwa kondisi ini tidak hanya menyulitkan mobilitas warga.

Tetapi juga menghambat roda perekonomian masyarakat, terutama petani sayuran yang mengandalkan kelancaran distribusi hasil panen mereka ke pusat-pusat pasar.

“Nosu ini adalah sentra sayuran bagi Kabupaten Mamasa. Setiap hari petani berjuang membawa hasil panen keluar dari kampung mereka melewati jalan yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kami merasa seperti terisolasi dari kabupaten sendiri,” ujar Yulius dengan nada prihatin.

Menurutnya, selama bertahun-tahun masyarakat Nosu telah bersabar menghadapi kondisi jalan yang buruk, hal ini yang mendorong masyarakat Nosu kembali menyuarakan harapannya

Namun, kesabaran saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan langkah nyata dari pemerintah.

Ia menegaskan bahwa perhatian terhadap pembangunan infrastruktur, khususnya jalan penghubung antarwilayah, adalah kunci untuk mendorong kemajuan daerah terpencil seperti Nosu.

“Bayangkan saja, 27 kilometer ditempuh selama tujuh jam. Itu pun dengan risiko kendaraan tergelincir, terperosok, atau bahkan tidak bisa lewat sama sekali jika hujan turun deras. Ini bukan soal kenyamanan, tapi soal keadilan pembangunan,” tambahnya.

Yulius juga menyayangkan bahwa hingga saat ini belum ada proyek besar yang benar-benar menyentuh akses utama Nosu.

Padahal, jika pemerintah memperbaiki dan memperlebar jalan, arus distribusi logistik akan jauh lebih lancar dan menurunkan biaya transportasi secara signifikan.

Hal ini tentu akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani, sehingga mendorong masyarakat Nosu menyuarakan harapannya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa membangun jalan bukan hanya soal ekonomi.

Tapi juga menyangkut akses terhadap pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.

Banyak warga yang harus menempuh perjalanan jauh dengan kondisi jalan buruk hanya untuk mendapatkan pengobatan atau mengantar anak-anak ke sekolah.

“Oleh karena itu, kami dari KTNA dan masyarakat Nosu secara keseluruhan sangat berharap agar pemerintah daerah maupun pusat menjadikan pembangunan akses jalan sebagai prioritas. Kami tidak minta yang mewah, cukup jalan yang layak untuk dilalui dan tidak memutus konektivitas kami dengan dunia luar,” tegas Yulius.

Ia pun mengajak semua pihak, termasuk DPRD dan tokoh masyarakat, untuk bersama-sama mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Nosu.

Menurutnya, jika semua semua masyarakat menyatukan suara, maka pemerintah tidak akan menutup mata terhadap kebutuhan mendesak masyarakat di wilayah terpencil seperti Nosu.

Dengan begitu, bukan hanya memudahkan petani memasarkan hasil panennya.

Generasi muda dan masyarakat Nosu lebih mudah mengakses sarana pendidikan dan kesehatan, sekaligus membukan peluang ekonomi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *